Pertarungan manusia dengan hawa nafsu senantiasa terjadi hingga ajal menjemput. Manakala manusia tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya, hal ini mengindikasikan bahwa manusia tersebut kalah dalam pertarungan dengan syetan, pada saat itulah banyak kejahatan yang masuk pada dirinya. Apalagi syetan itu mengalir dalam diri manusia sealiran dengan darah....
Syetan mudah mempengaruhi manusia ketika perlawanan dan imunitas kejiwaannya lemah. Saat imunitas kejiwaan seseorang lemah, syetan mudah sekali menguasai diri seseorang tersebut, menjadikan ia lupa mengingat Allah dan secara otomatis ia menjadi golongan syetan. Ibarat virus yang menyerang tubuh manusia yang kondisi imunitasnya sedang lemah. Dengan mudah virus masuk kedalam tubuh manusia dan menyebabkan orang tersebut jatuh sakit.
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi. (Al-Mujaadalah: 19)
Ibarat virus yang menyebabkan jatuh sakit seseorang, syetan menyebabkan penyakit hati pada diri seseorang. Penyakit yang berbahaya yang menjangkit orang-orang yang kalah dalam perlawanan terhadap syetan disebut penyakit was-was. Melalui rasa was-was syetan membuat ragu-ragu seseorang dalam menjalankan urusan kehidupannya dijalan Allah.
Oleh karena itu diperlukan benteng yang kokoh atau imunitas yang kuat terhadap diri seseorang agar tidak mudah terpengaruh godaan syetan. Dalam rangka membentengi diri terhadap godaan syetan, hal yang perlu diketahui adalah dari pintu mana saja syetan masuk kedalam diri manusia?. Ternyata, syetan dengan mudahnya memasuki diri manusia melalui 10 (sepuluh) pintu, yaitu :
1. Serakah dan buruk sangka, maka lawanlah dengan sifat qona’ah (bersyukur dengan yang ada), sikap yakin dan berprasangka baik dengan berfikir positif.
2. Cinta kehidupan dan panjang cita-cita, maka lawanlah dengan rasa takut akan kematian secara tiba-tiba.
3. Ingin hidup santai dan serba nikmat, maka lawanlah dengan menyadari bahwa kenikmatan itu hanya sementara dan akan hilang, serta ingatlah perhitungan yang pahit di akherat kelak.
4. Ujub (Bangga Diri), maka lawanlah dengan kesadaran bahwa semua yang ada adalah anugerah Allah dan yang berhak bangga hanyalah Allah. Namun itu bukan sifat Allah. Sadarilah bahwa sewaktu-waktu Allah dengan mudah dapat mencabut sesuatu yang menyebabkan bangga diri pada diri seseorang, entah itu mencabut kekayaan, jabatan, kecantikan, ketampanan dan sebagainya pada diri manusia.
5. Meremehkan orang lain dan kurang hormat, maka lawanlah dengan mengetahui hak dan kehormatan mereka. Karena dengan meremehkan atau tidak hormat dengan orang lain, sama saja kita meremehkan ciptaan Allah.
6. Dengki, maka lawanlah dengan bersyukur terhadap apa yang telah kita miliki. Bersikaplah qona’ah dan puas terhadap pemberian Allah.
7. Riya’ dan senang dipuji, maka lawanlah dengan rasa ikhlas.
8. Kikir, maka lawanlah dengan kesadaran akan kebinasaan yang akan terjadi pada setiap makhluk, karena yang kekal hanyalah Allah.
9. Sombong, maka lawanlah dengan sfat tawadlu (rendah hari).
10. Tamak, maka lawanlah dengan tsiqoh (yakin) terhadap apa yang ada pada sisi Allah dan zuhud (meninggalkan) yang ada pada manusia.
Dalam meningkatkan imunitas diri terhadap godaan syetan, dan meningkatkan penjagaan diri dari tipu daya syetan, manusia harus senantiasa bertakwa kepada Allah.
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (Al-Araf: 201)
Bertakwa dapat dilakukan dengan melakukan berbagai macam amalan yang dapat menjadi benteng pada diri manusia, beberapa diantaranya adalah:
1. Menyebut nama Allah sebelum memulai melakukan pekerjaan. Dapat dilakukan dengan membaca bacaan Basmalah.
2. Menghindari kekenyangan dan makan yang kelewat batas.
Rasulullah saw pernah bersabda: “Sesungguhnya syetan mengalir dalam tubuh anak Adam dalam aliran darah. Maka persempitlah aliran-alirannya dengan rasa lapar. “ (Riwayat Ahmad)
3. Membaca Al-Qur’an, dzikrullah dan istighfar.
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya syetan meletakkan belalainya pada hati anak Adam. Maka jika ia berdzikir kepada Allah, syetan menangguhkan. Dan apabila ia lupa kepada Allah, maka syetan menelan hatinya.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Abiddunya)
4. Membuang jauh sifat terburu nafsu dan senantiasa bersikap tenang dalam segala sesuatu.
Rasulullah saw bersabda : “Sifat terburu-buru datangnya dari syetan dan sifat tenang datangnya dari Allah Ta’ala.”
Sumber:“Komitmen Muslim kepada Harakah Islamiyah” oleh Fathi Yakan & http://quran.ittelkom.ac.id/?pid=arabicid,
No comments:
Post a Comment